China Guncang Dunia Teknologi dengan DeepSeek AI, Meruntuhkan Dominasi Teknologi AS
DeepSeek AI China sukses mengguncang dominasi teknologi AS, mengalahkan ChatGPT dan Gemini. (Sumber: Instagram/fakta.indo) |
DewaTekno.com - Peluncuran kecerdasan buatan (AI) terbaru dari China, DeepSeek, telah mengguncang dunia teknologi global dengan mencatatkan capaian yang luar biasa. Teknologi ini tidak hanya mengalahkan model-model terkemuka seperti ChatGPT dan Gemini, tetapi juga menampilkan efisiensi dan kemampuan yang jauh lebih unggul dengan biaya pengembangan yang jauh lebih rendah.
Fakta yang cukup mengejutkan adalah biaya pengembangan DeepSeek hanya sebesar USD 6 juta (sekitar Rp 96 miliar), namun teknologi ini berhasil mengalahkan berbagai model AI terkemuka yang dikembangkan oleh perusahaan-perusahaan besar asal Amerika Serikat, termasuk ChatGPT dan Gemini. DeepSeek V3 memecahkan berbagai rekor benchmark yang mengesankan, terutama dalam hal pemecahan logika, pemrograman, dan pemahaman konteks.
Meskipun dengan biaya pelatihan yang hanya sekitar USD 5,58 juta (Rp 89,28 miliar), DeepSeek menunjukkan performa yang sangat efisien, membutuhkan lebih sedikit unit GPU, serta lebih hemat energi dibandingkan dengan teknologi serupa yang dibangun oleh perusahaan-perusahaan besar AS. Keberhasilan DeepSeek ini pun langsung memicu dampak besar pada pasar saham teknologi AS.
Pada saat peluncuran DeepSeek, saham Nvidia, Google, dan Microsoft mengalami penurunan yang signifikan. Nvidia, yang selama ini dikenal sebagai pemimpin dalam teknologi chip untuk AI, mengalami penurunan saham hingga 17%, yang membuatnya kehilangan nilai pasar sekitar USD 600 miliar (Rp 9.600 triliun). Sementara itu, Google mengalami penurunan sebesar 4%, dan Microsoft merosot hingga 3%. Hal ini mengakibatkan total kapitalisasi pasar teknologi AS mengalami penurunan sekitar USD 1 triliun (Rp 16.000 triliun) hanya dalam waktu satu hari.
Keberhasilan DeepSeek yang melampaui biaya pengembangan besar yang dikeluarkan oleh teknologi AI milik AS, yang diperkirakan mencapai USD 250 miliar (sekitar Rp 4.000 triliun), memperlihatkan potensi besar yang dimiliki oleh China dalam bidang kecerdasan buatan. Teknologi ini mengancam dominasi AI milik Amerika Serikat, bahkan lebih canggih daripada GPT-4o dan Claude 3.5 Sonnet, yang sebelumnya menjadi model AI terpopuler dan diunggulkan oleh perusahaan-perusahaan di AS.
Dalam waktu singkat, DeepSeek telah meraih popularitas yang luar biasa. Aplikasi ini bahkan berhasil menjadi yang terpopuler di App Store AS, menggeser posisi ChatGPT yang sebelumnya mendominasi. Keberhasilan ini menandakan bahwa China semakin memperkokoh posisinya dalam persaingan teknologi global, meskipun Amerika Serikat telah memberlakukan pembatasan terhadap ekspor chip canggih ke negara tersebut. Pembatasan ini seharusnya menghambat kemajuan teknologi di China, namun DeepSeek membuktikan sebaliknya.
Pengembangan teknologi DeepSeek ini juga menunjukkan bahwa China memiliki kemampuan luar biasa dalam menciptakan inovasi yang dapat menyaingi bahkan melampaui teknologi yang ada di negara-negara dengan industri teknologi terbesar, termasuk AS. Dengan pendekatan yang lebih efisien dalam pengembangan AI, China kini telah membuka peluang baru bagi negara-negara lain yang ingin mengejar ketertinggalan dalam persaingan teknologi global.
Melihat dampak yang ditimbulkan oleh peluncuran DeepSeek, para analis pasar teknologi memprediksi bahwa kompetisi antara China dan Amerika Serikat dalam bidang kecerdasan buatan akan semakin intens. Perkembangan teknologi ini juga membuka peluang bagi perusahaan-perusahaan di seluruh dunia untuk mulai memperhitungkan AI sebagai bagian penting dalam strategi bisnis mereka.
Namun, meskipun China berhasil menunjukkan kemajuan besar dalam teknologi AI, tantangan yang masih harus dihadapi adalah bagaimana mempertahankan dan mengembangkan lebih lanjut teknologi ini di masa depan. Dengan semakin ketatnya persaingan teknologi, terutama dalam hal regulasi dan pembatasan, China akan terus dihadapkan pada tantangan besar dalam mempertahankan posisi terdepan mereka di pasar global.***